tag:blogger.com,1999:blog-1065323601336756432023-11-15T21:55:42.385-08:00iruta online magzirutaonlinemagzhttp://www.blogger.com/profile/13822664500582871080noreply@blogger.comBlogger6125tag:blogger.com,1999:blog-106532360133675643.post-1246243553660868022011-04-17T20:33:00.000-07:002011-04-17T20:33:32.232-07:00Green Nugget<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZYtaVkbLoBtpSS_bx3-__BWqESIFI0ITeq-28Js1-kW6DR4XBIfGfEyXoCTOdBmOX-JeE8_bEjSWCi3jaZL56Q85wQOpioRjtUa4YYRetGJUqn-Lh1ff4zYm2W_nauwT0LU-TU8QMj_w/s1600/Green+Nugget+s.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZYtaVkbLoBtpSS_bx3-__BWqESIFI0ITeq-28Js1-kW6DR4XBIfGfEyXoCTOdBmOX-JeE8_bEjSWCi3jaZL56Q85wQOpioRjtUa4YYRetGJUqn-Lh1ff4zYm2W_nauwT0LU-TU8QMj_w/s400/Green+Nugget+s.jpg" width="400" /></a></div>GREEN NUGGET<br />
nugget sayuran ini rasanya enak,cucok buat anak2 yang susah maem sayur tapi doyan makanan serupa nugget de el el.bikinnya gampang,anak pun suka.insyaallah.:D<br />
tips:kalo mo rada repot,pas awal nyetak taruh di loyang pake cetakan bentuk hewan2,alphabet atau bentuk2 geometris pake cookie cutter juga boleh.:D(tapi revot)<br />
<br />
bahan2:<br />
100 gr bayam di haluskan(blender dg sedikit air.airnya bener2 dikit aja)<br />
100 gr wortel di kupas,direbus kmudian di parut<br />
100 gr jamur tiram putih cincang kasar<br />
250 gr daging ayam di cincang halus<br />
1 buah bawang bombay cincang kasar<br />
6 siung bawang putih haluskan<br />
lada halus 1/2 sdt atau sesuai selera<br />
gula dikit<br />
garam sesuai selera<br />
oat meal 5 sdm<br />
telur 2 butir<br />
2 sdm margarin/mentega<br />
<br />
untuk bahan balutan:<br />
telur 2 butir<br />
oatmeal 6 sdm di mill hingga halus spt tepung<br />
<br />
cara buat:<br />
tumis bawang putih halus dgn margarin,kemudian stl wangi masukkan cincangan bawang bombay,stl bombay layu,masukkan cincangan jamur,aduk2,angkat<br />
<br />
satukan dalam satu wadah:ayam cincang,tumisan jamur,wortel serut,dan bayam yang telah dihaluskan,serta oat meal dan 2butir telur,masukkan garam dan sedikit gula serta lada bubuk,aduk2 hingga rata,kemudian kukus hingga matang<br />
<br />
stl matang,dinginkan,kalo da dingin,dipotong2 sesuai selera atau dicetak lucu2, trus di gulingkan ke telur yang dikocok lepas,ke oatmeal halus,ke telur ke oatmeal halus(2 kali lapisan),kerjakan hingga selesai.<br />
<br />
diamkan dulu selama 2 jam (dalam kulkas lebih bagus)agar lapisannya bisa melekat dg baik.setelah itu bisa digoreng.kalo da berwarna kuning kecoklatan angkat,dan hidangkan.<br />
<br />
selamat mencoba :Dirutaonlinemagzhttp://www.blogger.com/profile/13822664500582871080noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-106532360133675643.post-63658303099106227312011-04-15T01:54:00.000-07:002011-04-15T01:54:04.996-07:00PLEDOI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMBry1FQJ2ypI5Lsf6xKKls1fiTjdxy2SKU9pN5C4K6uB7LBtZ7A-n3BMEi7be8hzvdVBboY7aUsUlhl_abLxE9JyaDcSl_1tQOZ7cv40Zrky6y5gI7koAGEhexEhjUgxewrzNA3JMPD0/s1600/christensen-justice.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMBry1FQJ2ypI5Lsf6xKKls1fiTjdxy2SKU9pN5C4K6uB7LBtZ7A-n3BMEi7be8hzvdVBboY7aUsUlhl_abLxE9JyaDcSl_1tQOZ7cv40Zrky6y5gI7koAGEhexEhjUgxewrzNA3JMPD0/s320/christensen-justice.jpg" width="257" /></a></div><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tiba-tiba saja semua memandangku penuh kebencian. Tatapan orang-orang di sekelilingku nyaris seperti menatap seonggok tahi yang salah tempat. Bibir mereka mencibir, makian-makian membahana memenuhi ruang udara. Tak lagi ada ruang untukku bernafas. Udara begitu penat dan padat. Tak ada lagi ruang untukku, meski hanya untuk sekejap menatap wajah mereka. Barangkali saja ada satu di antara wajah-wajah mereka yang kemarin begitu akrab dan dekat denganku masih menyisakan keramahan. Tapi, kurasa percuma. Suara-suara itu, tatapan kebencian itu, serta tudingan penuh kemarahan itu telah mengurungku dalam penjara kemanusiaan. Akulah pesakitan, akulah tertuduh, akulah narapidana yang harus menjalani hukuman tanpa persidangan apalagi kesempatan melakukan pembelaan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Koran-koran ramai memberitakan kesalahanku. Begitu juga beberapa televisi lokal, bahkan nasional setiap hari memburuku di penjara. Mereka menghujaniku dengan ribuan pertanyaan. Tiba-tiba saja, aku menjadi sangat terkenal. Setiap hari, dalam bulan ini koran-koran dengan bangga meletakkan tulisan tentangku sebagai headline, dengan tulisan besar-besar "HEBOH... SEORANG GURU MERANGKAP MUCIKARI".</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hari ini, pengacara itu datang ke tahananku. Dengan wajah penuh persahabatan ia memperkenalkan dirinya padaku.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Saya akan menolong Ibu, asalkan Ibu mau menceritakan semuanya pada saya."</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aku hanya mendengus. Ya... mereka tidak salah, aku adalah seorang guru, guru BP di sebuah SMA. Aku juga seorang mucikari yang menjual murid-muridku pada para lelaki hidung belang. Tapi apakah aku salah? Apakah hanya karena aku seorang guru maka aku tak boleh menjadi seorang mucikari? Mengapa tak ada kehebohan seperti ini bila ada seorang polisi atau pejabat yang merangkap menjadi seorang mucikari?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Ibu harus percaya pada saya. Saya tidak akan memungut biaya sepeser pun dari Ibu. Semua itu akan ditanggung pemerintah," bujuknya lagi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pengacara muda itu ternyata tampan juga. Kulit wajahnya mulus nyaris tanpa noda bekas jerawat. Bibirnya yang tipis memerah pertanda tak sekalipun terkena isapan rokok. Sorot matanya begitu tenang. Nada suaranya juga sangat halus. Selama hidupku rasanya belum pernah sekalipun kutemui laki-laki dengan wajah yang benar-benar polos seperti ini. Sekali pernah aku temukan wajah itu pada Leonardo Di Caprio, tapi aku tahu kepolosan itu palsu belaka karena hanya bisa kutemukan dalam layar film Titanic.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penolakanku terhadap pembelaannya tak pernah merffbuatnya surut. la terus datang dan datang lagi. Aku terus gigih menolak upaya pembelaannya. Sementara di luar pers masih tetap menyudutkanku dengan opini-opini yang membuat masyarakat semakin antipati kepadaku. Beberapa keluargaku yang awalnya masih menjengukku kini tak pernah lagi. Mereka mengeluh diteror oleh banyak pihak. Ya... apa yang telah kulakukan ternyata juga membuat keluargaku harus menanggung akibatnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keluhan keluargaku itulah yang akhirnya membuatku menyerah pada pengacara muda itu. Tidak ada salahnya bukan menerima tawaran itu? Setidaknya melalui pengacara muda itu aku dapat melakukan pembelaan diriku pada cibiran masyarakat. Aku benar-benar tak terima jika hanya aku yang dipersalahkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Begitulah, keputusan yang kubuat hari itu membuat hari-hariku berikutnya terasa panjang dan melelahkan. Aku harus membongkar kembali kenangan-kenangan mass laluku demi sebuah pembelaan. Masa lalu yang kujadikan pijakan untuk menempuh jalan hidup pilihanku selarna ini.<br />
Aku tak pernah bercita-cita menjadi seorang mucikari. Sumpah! Tak pernah sekalipun terlintas di benakku untuk menekuni pekerjaan yang di mata masyarakat maupun Tuhan sekali pun begitu hina. Semuanya terjadi bukan tiba-tiba, tetapi melalui proses panjang kehidupanku yang metelahkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saat masih kuliah di sebuah IKIP negeri di kotaku, aku menjalin cinta pertamaku dengan seorang mahasiswa fakultas hukum dari universitas lain. Cintaku kepadanya begitu besar. Hari-hari dalam kehidupanku adalah hari-hari langit penuh bintang, tak pernah ada hujan atau halilintar yang mengusir keterangan bintang gemintang kehidupanku. Aku menjadi perempuan paling bahagia dalam duniaku. Lelaki itu, Edo, pacar pertamaku sekaligus laki-laki pertama yang memperkenalkan aku pada kehidupan ranjang. la tak pernah memaksaku. Aku melakukan semuanya dengan senang hati, aku menikmatinya sepenuh jiwa raga. Tak pernah aku menyesal menyerahkan milikku yang paling berharga.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sayangnya percintaan yang indah itu harus terputus paksa. Edo kembali ke Kalimantan. Seperti cerita-cerita roman tahun empat puluhan, orang tuanya telah menyediakan seorang gadis untuk dijadikan istrinya. Aku ditinggalkannya. Beberapa waktu hidupku tak menentu. Kuliahku berantakan. Parahnya aku sedang mulai mengandung anaknya ketika ditinggalkan. Aku berupaya menggugurkan kandunganku itu demi menjaga nama baik keluargaku. Aku tak ingin melukai hati ayah dan ibuku. Sayangnya, cara dukun bayi itu mengambil nyawa janinku telah membuahkan infeksi berat pada rahimku. Tanpa setahu orang-orang terdekatku, dokter telah mengangkat rahimku dua bulan berikutnya. Aku takkan dapat memiliki anak dari rahimku, selamanya, kecuali jika ada keajaiban Tuhan tentunya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aneh. Bukan kepedihan dan luka yang kurasakan saat aku kehilangan rahimku. Aku justru merasa terbebas. Mulai saat itu aku akan lebih bebas untuk memenuhi kehidupan ranjangku tanpa ancaman kehamilan. Ya, Edo telah membuat aku menempatkan urusan ranjang sebagai salah satu kebutuhan pokok setelah urusan makan dan sandang. Sejak saat itu, aku membagikan kehangatan dengan banyak laki-laki. Bukankah tak ada lagi artinya kesetiaan pada satu laki-laki jika pada akhirnya aku tetap ditinggalkan. Akulah yang harus menguasai diriku sendiri. Aku tak mau terkekang oleh seorang laki-laki hanya dengan alasan cinta. Cinta…. Itu nonsense. Omong kosong anak-anak ingusan yang belum mengerti tentang arti kehidupan. <br />
Kehidupan ranjangku yang bebas ternyata menyebabkan aku terkena banyak jenis penyakit. Mendatangi dokter penyakit kulit dan kelamin menjadi agenda rutinku setiap bulan. Aku menganggap semua penyakit itu dalam tataran yang wajar. Namun ketenanganku tiba-tiba terusik. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Beberapa bulan terakhir kondisi kesehatanku semakin menurun. Nafsu makanku terus berkurang. Demam, pilek, batuk, menjadi rutinitas yang harus kujalani tiap hari. Penampilan fisikku yang selama ini selalu bugar dan seksi pelan-pelan mulai berkurang. Demam, pilek, batuk, menjadi rutinitas yang harus kujalani setiap hari. Penampilan fisikku yang selama ini bugar dan seksi pelan-pelan mulai berkurang. Aku tahu ada yang tak beres dengan tubuhku. Tapi aku tak mau ke dokter. Aku tahu pasti dokter akan memvonisku dengan penyakit keparat itu. Penyakit kutukan masyarakat dan kutukan Tuhan. Aku yakin benar, AIDS pelan-pelan akan menggerogoti tubuhku dan memusnahkan kecantikanku. Tak kan ada lagi yang sudi berdekatan denganku apalagi berbagi kehangatan ranjang denganku.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tapi aku tak sudi menerima perlakuan itu. Aku tahu bukan salahku saja aku terkena penyakit sialan ini. Kenapa Tuhan begitu tak adil memberikan penyakit ini padaku. Bukankah masih banyak perempuan lain dan laki-laki yang jauh lebih binatang dari pada aku dalam menjalani kehidupan ranjangnya. Lalu mengapa harus aku yang menerima kutukan ini?<br />
Aku harus pergi dari kota ini. Untung saat itu aku sudah berhasil meraih gelar sarjanaku. Diam-diam kutinggalkan kota ini tanpa pamit pada siapa pun, juga orang tuaku. Dengan sudah payah aku berhasil mengurangi deraan rasa sakit akibat penyakit sialan itu berkat tangan dingin seorang shinse. Entah ramuan apa yang telah diberikannya padaku. Yang jelas... meski perlahan kesehatanku mulai membaik. Aku memang tak yakin bisa sembuh seratus persen. Tapi setidaknya, aku masih akan sanggup bertahan hidup untuk beberapa tahun mendatang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aku berpindah lagi ke kota ini. Di sini tak ada satu orang pun yang mengenal masa laluku. Untunglah nasib baik masih mau berpihak padaku. Di kota ini aku berkenalan dengan seorang pejabat, sebut saja namanya Nn, yang mau menerimaku. la mau menolongku tentu saja setelah aku mau berbagi kehangatan dengannya. Berkat dia pula aku lolos dalam ujian masuk PNS. Sekitar empat tahun yang lalu aku memulai hidupku sebagai guru PNS.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Ibu menggunakan jabatan ibu sebagai guru untuk balas dendam?", tanya pengacaraku.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Hm... itulah selalu yang dikatakan orang tentang langkahku. Mereka salah besar. Salah! Justru dengan menjadi guru sekaligus mucikari, aku bisa mengangkat nasib kaumku," kataku pedas padanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">la menatapku keheranan. Sesaat matanya terbelalak kemudian tatapannnya kembali teduh, tenang. Harus kuakui bahwa ia orang yang sangat hebat. Orang yang mampu mengendalikan dirinya dengan sangat baik. Pelan-pelan aku mulai mengaguminya. Mengagumi caranya memancing ceritaku, mengagumi caranya menahan kegeramannya saat mendengar ceritaku, serta kesabarannya menunggu aku menyelesaikan ceritaku. Tapi itu saja belum cukup bagiku untuk mau menceritakan semuanya. Aku harus yakin bahwa ia akan benar-benar mau menjadi pendengar semua ceritaku dengan baik. Meski aku sendiri tak yakin bahwa ia akan mau dan sanggup menerima pemikiranku, tapi setidaknya harus ada orang yang tahu bagaimana sesungguhnya jalan pikiranku. Setidaknya aku bisa berharap suatu saat akan ada orang mengerti alasanku meski tak menyetujuinya. Aku harus menceritakan semuanya. Sebelum aku membusuk dalam penjara. Menunggu datangnya kematian.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Kapan ibu mulai menjadi mucikari bagi murid-murid Ibu?" tanyanya lagi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Untuk hari ini saya kira cukup. Saya lelah. Saya tak ingin bercerita penuh emosi dan kemarahan."</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Baiklah, Bu. Saya akan tunggu cerita Ibu besok. Percayalah Bu, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk meringankan hukuman Ibu," janjinya sebelum pulang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tapi aku tak terlalu peduli dengan janjinya. Bagiku dihukum ringan atau berat sama saja. Akhir-akhir ini kesehatanku semakin memburuk. Aku yakini itu adalah pertanda kematianku yang sudah semakin dekat. Penyakit sialan itu kembali mengganas karena akhir-akhir ini aku tak bisa mengkonsumsi makanan bergizi, juga tak bisa menjalani aerobik rutin setiap hari. Apa lagi yang perlu kutakutkan. Bukankah hidup hanya menunda kekalahan.(Ini kukutip dari sajak Chairil Anwar yang kuyakini benar adanya). Kalau tak hari ini, mungkin esok, lusa, bulan depan, bahkan tahun depan pun kita pasti akan mati.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hari ini aku tak man menemui pengacaraku. Badanku terasa remuk semua. Tulang-tulangku seakan menjadi lemah tak berdaya. Badanku menggigil. Aku kedinginan. Semalaman aku kurang tidur.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tiga hari Setelah itu barn aku bisa menemui pengacaraku. Meski masih lemah tapi aku sudah mulai bisa tersenyum lagi. Obat yang diberikan dokter Lapas ini lumayan mampu melawan ketidakberdayaan tubuhku melawan virus keparat itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Ibu sudah kuat untuk kembali bercerita?"</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Ya... kukira aku harus kuat. Takkan banyak waktu lagi bagiku untuk bercerita," sahutku tegas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Benar, Bu. Dua hari lagi kasus Ibu akan segera disidangkan," jawabnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aku tak peduli ia menanggapi jawabanku dengan persepsi yang berbeda. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kulanjutkan ceritaku <span> </span>tentang seorang bekas murid perempuanku yang sekarang sudah menjadi istri seorang diplomat. Tentu saja aku tak perlu menyebutkan identitasnya. Kasihan dia nanti. Biarlah dia menemukan kebahagiaan hidupnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Muridku itu, sebut saja Indri. Suatu hari ia jatuh pingsan di sekolah, la pingsan di kamar mandi dengan darah mengalir deras dari kedua selangkangannya. Kami, para guru tahu, ia sedang mengalami keguguran. Sebagian guru menuntut agar ia dikeluarkan dari sekolah. Tapi aku meminta pengertian pada kepala sekolah untuk menangani kasus itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Kasihan dia. Jika ia kita keluarkan, masa depannya akan semakin hancur," mohonku pada kepala sekolah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya aku diberi tugas untuk menangani kasus Indri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Apakah dia menjadi korban Ibu yang pertama?" tanyanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aku mendelik marah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Emm.. maksud saya menjadi murid Ibu yang pertama kali Ibu...." sahutnya belum selesai.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Kujual, begitu?" sahutku tegas. Pengacaraku itu hanya mengangguk.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Benar. Indri adalah muridku yang pertama kali memanfaatkan jasaku. Jangan katakan aku menjualnya apalagi memanfaatkannya. Itu tak adil bagiku. Setelah keguguran itu kondisi psikis Indri benar-benar drop. la merasa malu untuk menyelesaikan sekolahnya. la merasa benar-benar tak berharga. Di satu sisi ia masih ingin bersekolah, di sisi lain kedua orang tuanya mengusirnya dari rumahnya. Diusir dari rumah tanpa tujuan dan tanpa bekal, benar-benar membuat Indri putus asa. la tak tahu kemana harus pergi. la hanya ingat, akulah satu-satunya guru yang tak pernah menyalahkan dirinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejak itu ia tinggal bersamaku sambil terus meneruskan sekolahnya atas biayaku. Tapi jangan kau kira ia dapat melupakan kenangannya tentang hubungan intim antar laki-laki dan perempuan. Tidak! Meski telah disakiti ia tetap membutuhkan kehangatan laki-laki. Kehidupan ranjang yang selama ini ia lakukan dengan bebas telah membuatnya ketagihan. Metalui sebuah diskusi panjang, Indri akhirnya menerima tawaranku untuk melayani Nn, laki-laki yang telah kuceritakan di muka. Dari Nn ia mendapatkan kehangatan sekaligus uang. Sayangnya, Indri merasa tak puas dengan kehangatan yang ditawarkan Nn. la lalu memintaku untuk mencarikan taki-laki lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Dari pada aku mencari kepuasan diriku dengan cara memuaskanlelaki hidung belang itu bukankah akan lebih baik kalau aku sekaligus menerima uangnya. Impas. Dia mendapatkan kehangatan, aku mendapatkan uangnya. Walau sebenarnya aku jauh lebih beruntung karena mendapatkan kehangatan sekaligus kemewahan," ujarnya suatu kali.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ya... benar. Aku setuju pada pendapat Indri. Bukankah dalam setiap kali hubungan tanpa ikatan selalu ada resiko bagi perempuan. Terlalu enak bagi lelaki yang hanya menyesap kehangatan tanpa biaya pun. Itu pemerasan namanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejak itu secara diam-diam setiap kali ada murid yang mengalami peristiwa serupa dengan Indri aku aku tampil sebagai pahlawan. Tentu saja saja aku tetap seorang guru BP yang baik di sekolah. Begitu banyak anak-anak yang memiliki masalah datang padaku. Mereka puss berbagi duka denganku. Jangan kaukira aku lalu menganjurkan muridku yang rmasalah untuk menjalani profesi ini. Tidak, itu terlalu picik. Aku hanya menolong murid-muridku yang terlanjur kecanduan seks dan ingin balas dendam pada lelaki.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Suatu kali ada seorang muridku yang bernama Dewi sedang menghadapi masalah keuangan. la sangat cantik dan cerdas. Nilai-nilai rapornya selalu membanggakan. Sayangnya ia berasal dari keluarga tidak mampu.. Dua bulan setelah ayahnya meninggal. ia nekad ingin keluar dari sekolah karena tidak memiliki biaya. Tidak ada alasan bagiku untuk menyuruhnya menjual diri. Meski jika aku mau ia akan dapat menjadi tambang emas bagiku. Bagaimana pun aku tetap seorang guru. Aku sarankan ia untuk bekerja sore hari, sepulang sekolan sebagai penjaga toko. Aku titipkan dia pada seorang kenalanku. la tak pemah tahu apa yang aku lakukan untuk menolong teman-temannya yang lain. Yang jelas, di mata teman¬teman guruku dan sebagian murid-¬muridku aku adalah guru yang sangat konsen dan perhatian pada murid¬-muridku. Kepala sekolahku pun beberapa kali memujiku karena aku berhasil memecahkan permasalahan yang dihadapi para murid.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dua tahun aku menjalankan semuanya. Terlalu banyak murid¬-murid perempuanku yang terlanjur salah jalan. Sebagian di antara mereka menyesal telah menyerahkan kehormatannya pada pacar-pacar mereka yang tak bertanggung jawab. Umumnya mereka ingin bunuh diri dan melepaskan semua penderitaan itu. Tapi selalu kukatakan pada mereka bahwa para cowok itu takkan menangisi kematian mereka. Lalu untuk apa mengorbankan nyawa. Saatnya kalian tunjukkan pada dunia bahwa mereka bisa hidup tanpa cowok. Lalu mereka memilih jalan yang kubangun itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebagian mereka berharap akan dapat membalas dendam pada para cowok itu dengan menunjukkan bahwa masih banyak pria lain yang berjajar antri untuk mendapatkan dirinya. Ada juga yang berharap dapat menemukan laki-laki yang baik, yang mau menerima keadaan dirinya apa adanya. Indri adalah contoh yang terakhir ini. Suaminya, yang diplomat itu, dulunya begitu dingin pada perempuan. la laki-laki yang tak mampu berkutik tiap kali berhadapan dengan perempuan. Indrilah satu-satunya perempuan yang berhasil membangkitkan kepercayaan dirinya. Itulah alasannya mengapa waktu Indri meminta izinku untuk menikah dengan diplomat itu aku langsung menyetujuinya. Bukankah tujuanku semula adalah untuk menolong para muridku? Ingat, bukan untuk mencari keuntungan dari mereka!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari sekian banyak alasan murid-muridku yang menggunakan jasaku, alasan .terbesarnya adalah untuk mendapatkan kebebasan... sekaligus kemewahan. Siapa yang dapat membendung keinginan mereka itu? Membiarkan mereka bertindak bebas tanpa arah tentu sangat berbahaya. Ya... aku memberi mereka sejumlah pengetahuan tentang cara berhubungan intim dengan aman. Aku ajarkan cara kontrasepsi yang aman dan cara menghindarkan diri dari ancaman berbagai penyakit menular. Siapa yang akan memberitahu mereka soal itu? Orang tua atau guru? Rasanya tidak mungkin. Mereka sangat alergi untuk menyebutkan kata seks di hadapan anak-anak dan muridnya. Apalagi memberikan <i>sex education</i>. Tabu! Pamali!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Harusnya mereka memberiku gelar "pahlawan" karena aku telah jauh bertindak melebihi peranan seorang bidan atau dokter sekali pun. Kau mungkin heran, bagaimana aku dapat berkata seperti itu? Pengalamanku memiliki pelanggan para dokter membuatku berkesimpulan seperti itu. Para dokter yang menikmati kehangatan para muridku itu seringkali menolak menggunakan pengaman untuk menghindarkan diri dari kehamilan dan berbagai penyakit kelamin lainnya. Mereka egois! Tapi selalu kutekankan pada para muridku, jangan pernah melayani penolakan mereka. Kalian harus kuat. Katakan "Tidak!", jika tanpa pengaman!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mereka para dokter itu selalu memintaku untuk memberikan para gadis muda. Mereka seakan tak peduli dengan berbagai ancaman yang mengintip gadis-gadis itu. Sama tak pedulinya dengan beberapa pejabat kota ini. Mereka yang selalu tampil bersih dan berwibawa itu kadang-kadang juga tak sanggup membendung keinginannya untuk berbagi kehangatan dengan gadis¬-gadis muda itu. Mereka memberiku perlindungan secara hukum. Karena hukum ada dalam tangan mereka. Mereka seolah tak lagi peduli dengan nasib generasi muda itu apa lagi nasib bangsa ini di mass depan. Padahal di depan publik mereka selalu menggaungkan untuk membebaskan generasi muda dari narkoba, pergaulan bebas, demi keberlangsungan bangsa, dan negara ini. Seringkali tanganku merasa gatal untuk merobek topeng kemunafikan yang mereka pakai dengan seragam mereka. Senyum mereka dan sambutan-sambutan mereka itu terdengar begitu menjijikkan di telingaku.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Ibu bisa menyebutkan siapa saja para dokter dan pejabat yang telah menggunakan jasa Ibu?" tanya pengacaraku.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Apa lagi yang kutakutkan. Tidak ada lagi yang dapat membuatku takut", kataku dingin. (Bukankah kematian pun tak juga mampu menciutkan nyaliku?)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ceritaku tentang para dokter dan pejabat pemerintah yang menggunakan jasaku ternyata terendus oleh para kuli tinta. Aku tidak tahu apakah pengacaraku yang telah membocorkan cerita itu ataukah dinding-dinding tahanan ini punya telinga? Aku tak peduli, biarlah masyarakat yang menilai!. Aku tak bersalah! Setidaknya, aku tidak bersalah sendirian! Tidak, aku membantu para muridku dan membantu para lelaki yang membutuhkan! Tidak ada yang dirugikan dengan langkahku!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Persidangan kasusku dimulai hari ini. Hari-hariku terasa melelahkan. Di hadapan para hakim, jaksa, dan penuntut umum aku dicerca dengan pertanyaan-pertanyaan yang kadang-kadang membuatku puling. Sungguh di luar dugaanku, pengacaraku ternyata hanya menggunakan cerita masa laluku untuk membelaku.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Saudara tertuduh melakukan semua perbuatan itu karena dendam masa lalunya. Ia pernah dikecewakan laki¬laki dan kehilangan rahimnya. la ingin menghancurkan perasaan para lelaki yang tergila-gita pada murid¬muridnya. la juga ingin agar semua orang merasakan penderitaan," terangnya di hadapan hakim.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aku terhenyak. Tapi ia tak peduli. la malah menghadirkan seorang saksi ahli di depan sidang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Saudara tertuduh mengalami kepribadian ganda. Pada saat bersamaan ia bisa menjadi seorang guru yang sangat baik sekaligus menjadi seorang mucikari. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh orang yang mengalami gangguan jiwa," terang psikolog itu dengan meyakinkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Tidak! Itu tidak benar! Saya tidak pernah sakit jiwa! Saya melakukan semua itu dengan kesadaran tinggi. Saya hanya ingin para murid saya tak hanya menjadi obyek seks semata tetapi mereka juga harus mendapatkan keuntungan sekaligus keamanan, terbebas dari ancaman penyakit kelamin. Siapa yang mau peduli tentang semua itu?"</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Suasana ruang sidang mendadak menjadi terdiam. Tegang. semuanya menahan nafas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Tanyakan pada mereka, para dokter dan pejabat itu yang beberapa kali menikmati kehangatan murid-muridku? Mereka selalu berpura-pura baik. Munafik! Merekalah yang bersalah, Pak Hakim! Bukan saya! Mereka seringkali memaksa murid-¬murid saya untuk berhubungan tanpa pengaman demi kepuasan mereka sendiri. Mereka tak pernah peduli. Hanya saya yang peduli, Pak Hakim," suaraku memecah ruang sidang yang hening itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hakim beberapa kali memukulkan palunya untuk menenangkan hadirin juga diriku. Aku tak peduli. Dua orang petugas menggiringku paksa kembali ke tahanan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aku tahu pernyataanku telah membuat kegaduhan. Aku tak peduli bagaimana para istri akan mencak-mencak setelah tahu suaminya yang selama ini dianggapnya setia dan mulia itu ternyata tak lebih dari seorang telaki hidung betang. Aku tak peduli! Aku puas telah menyampaikan kebenaran itu setelah pengacaraku ternyata dengan sengaja menutupi fakta itu. Tapi bukankah kebenaran harus diungkapkan! Setelah dua hari ditunda, hari ini aku kembali dihadapkan pada hakim. Sayangnya kelelahan fisikku membuat kesehatanku turun drastis. Aku duduk di kursi pesakitan itu dalam keadaan logo, tanpa tenaga. Sidang hari ini adatah sidang pembacaan keputusan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebelum pembacaan keputusan ternyata pengacaraku meminta agar hakim mendengarkan kesaksian dari seorang dokter. Awalnya aku tak peduli dengan kehadirannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Bapak Hakim Yang Terhormat, dari hasil pemeriksaan kesehatannya kami menyimpulkan bahwa Tertuduh telah menderita AIDS dalam empat tahun terakhir. Secara medis, hidupnya takkan lama tagi", jelasnya sambit menunjukkan laporan laboratorium.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Demikian kiranya dapat dimaklumi bahwa tindakan-¬tindakan Tertuduh semuanya dilakukan dalam kondisi tidak stabil. Mengingat biasanya orang-orang yang sudah mengetahui hidupnya tak lama tagi akan melakukan hal-hal di luar kuasanya. Demi keadilan dan demi hukum, saya mohon agar Tertuduh dibebaskan dari segata tuduhan dan segera mendapat perawatan yang layak", kata pengacaraku akhirnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sidang diskors beberapa waktu karena para hakim akan bersidang. Tidak terlalu lama aku menunggu keputusan itu. Di luar dugaan, aku benar-benar dibebaskan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Tidak! Keputusan ini tidak adil Pak Hakim!" teriakku. Hakim berkali-kali mengetukkan palunya memintaku duduk kembali. Para pengunjung sidang gaduh.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aku kecewa! Sangat!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aku kecewa karena mereka tak membiarkanku membusuk di penjara. Keputusan itu membuatku langsung terkulai lemas di kursi peradilan. Dalam remang-remang itu kulihat pengacaraku tersenyum padaku. la mengulurkan tangannya padaku.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Mari manisku, kita nikmati sisa malam ini dengan kehangatan!"</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aku tersenyum bahagia dan menerima tawarannya. Pengacaraku yang tampan dan baik hati, aku jatuh cinta padamu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Maukah kau terbang ke awan bersamaku?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">P</span>osted by bunda:<span style="font-size: large;"><b><span class="profileName fn ginormousProfileName fwb">Faradina Izdhihary<span style="font-size: small;">(http://www.facebook.com/oci.ym#!/ummufaradina)</span></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div>irutaonlinemagzhttp://www.blogger.com/profile/13822664500582871080noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-106532360133675643.post-10903497049321146112011-04-15T01:03:00.000-07:002011-04-15T01:03:59.618-07:00Kisah Gayah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp15cwj6RzpmrciYfTqSn3s525jGcWyIgDMErtSWnjyJ_jdQG9bKuXk8aiVRXdn57mUTEk5STdZ4t4IXTaThBXh_hbXIi9umbnNebjh6Ak7ZtNoHI1A4dzJzSKuIQBxUfM5iOMAuKNlbY/s1600/a+tukang+jamu.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp15cwj6RzpmrciYfTqSn3s525jGcWyIgDMErtSWnjyJ_jdQG9bKuXk8aiVRXdn57mUTEk5STdZ4t4IXTaThBXh_hbXIi9umbnNebjh6Ak7ZtNoHI1A4dzJzSKuIQBxUfM5iOMAuKNlbY/s400/a+tukang+jamu.JPG" width="293" /></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"> </div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Cuaca cerah.awal hari yang baik untuk mulai mbak Gayah berdagang jamu gendong. Dia telah datang pagi-pagi menanti langganannya,ditempat dia biasa berjualan, di dekat pos satpam kantor kontraktor ditepi jalan, tak jauh dari kontrakannya. Tak lama datang pak Wawan,satpam kantor tersebut dari arah kantor.. </div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">“mbak Yah, saya mau jamu pegelinunya segelas dong.” Kata pak Wan saat mbak gayah menurunkan bakul dagangannya dari gendongannya. Sambil tersenyum dia segera menyiapkan jamu dan segera menyerahkan gelas yang telah berisi jamu pada pak Wawan.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">“monggo, pak. Pundi sanesipun?”</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">“mbak Yah,jangan ngomong pake bahasa planet ah..nanya apa sih?”kata pak Wawan sembari menyesap jamunya diselingi seringai kepahitan.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">“anu, yang lain mana. Apa belum pada datang pak?”Tanya mbak Yah.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">“o.., iya.lha mbak gayah kan nggak biasanya datang segini pagi.”kata pak Wawan. “Itu tuh bu Dyas ama pak Woko.”lanjutnya sembari melihat kearah kedua teman kerjanya.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">“wah..pagi sekali mbak Yah.”kata mbak dyas setengah teriak sembari jalan menghampirinya. Segera dia mengeluarkan gelas plastik bertutup yang biasa dia pakai untuk mewadahi jamu yang dia beli, dan menyerahkan ke mbak Yah.”biasa ya mbak, kunyit asem.”lanjutnya.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">“aku beras kencur aja Yah.”kata pak woko.”lagi batuk-batuk ni.”</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Mbak dyas tersenyum kearah pak woko dan berkata”pak Woko kayak anak kecil nih.minumnya beras kencur. Ntar nafsu makan lho..”</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">“ya nggak papa lah,toh nggak nafsu nambah istri.”sahut pak Wawan. Kemudian mereka semua tertawa.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">“waduh, kok ada acara nambah istri, jangan lah pak. Nggak enak lho poligami.”sahut mbak Yah.”saya kan pernah dipoligami, dimadu. Makanya saya ke Jakarta, cari tambahan biaya hidup dan melarikan diri dari kesedihan. Tapi saya nggak cerai. Saya minta ijin sama suami mau jualan jamu.saya bilang, buat Bantu-bantu nambah penghasilan. Saya ngelingi anak, makanya saya nggak cerai. Kalo Cuma ngeboti ati saya sendiri, saya pengennya pisah aja.” Tutur mbak Yah panjang lebar.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">“lho kan nggak haram to poligami. Katanya lebih baik dari pada selingkuh sana-sini.”sahut pak Wawan.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">“wah,saya nggak tau pak Wan. Yang saya tau, trus saya rasakan itu..dipoligami itu sakit hatinya. Dikasi tau ama suami kalo dia mau nikah lagi aja rasanya udah koyo disamber bledeg. dierrrr!!!..apa lagi pas dia beneran kawin lagi. Sama tetangga saya sendiri lagi. Masih muda, kinyis-kinyis tapi ora iso opo-opo.manjanyaaa…minta ampun. Apa-apa dituruti.nganti utange bojoku banyak. Lha udah gitu males. Saya yang tiap hari ngurusin keperluan sekeluarga. Malah jadi kayak babunya. Akhirnya, saya diajakin tetangga saya ke Jakarta buat jualan jamu. Saya pikir, mungkin memang sebaiknya begitu. Saya bisa dapet duit buat tambahan uang sekolah anak, saya juga bisa nggak terlalu suntuk dirumah. Nggak lagi liat dia yang manja-manja sama suami saya, juga nggak dijadikan babu.” Runtut mbak gayah cerita.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">“lha trus piye mbak?”Tanya pak Woko yang dari tadi menyimak.disampingnya mbak Dyas mengangguk mengiyakan. Pengen tahu kelanjutan cerita mbak Gayah.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">“setelah saya pergi ke Jakarta, baru suami saya tau gimana rasanya ditinggal saya. Baru suami saya tau saya itu masih berharga. Istri mudanya yang kerjaannya Cuma manja-manja itu beneran nggak iso opo-opo. Pas disuruh ngerjain pekerjaan rumah, ditinggal macul disawah, pas suami saya pulang, ternyata dirumah belum juga ngerjain apa-apa. Suami saya marah sekali, pak. Sampai udah kejadian berkali-kali. Mana sama anak-anak saya galak minta ampun. Pernah nempeleng anak saya yang kecil.sampai berdarah. Akhirnya dia dicerai sama suami saya.”tutup mbak Yah diselingi wajah lega.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">“lha kalo udah nggak ada madunya lagi kok mbak gayah nggak pulang?”Tanya mbak Dyas sembari membetulkan letak jilbabnya.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">“Udah terlanjur keenakan dapet duit di Jakarta, mbak Dyas. Suami saya juga ngijinin. Makin anak saya besar, biaya sekolahnya kan makin mahal.”sahutnya sembari senyum.”lagian,kalo saya nggak jualan kan kasian para bapak dan ibu <span> </span>disini. Nggak bisa minum jamu.”canda mbak gayah disambut tawa mereka berempat. Tak lama, datang pelanggannya yang lain, hingga tak terasa,dagangan jamunya telah habis. Tersenyum mbak Gayah menikmati kebahagiaan saat dagangannya tandas,bersama senyumnya mengenang kepahitan hidup yang telah berlalu.</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"> </div><span class="post-author vcard"> Diposkan oleh <span class="fn">cerita naura: http://sketchesandstory.blogspot.com/2011/04/kisah-gayah.html</span> </span>irutaonlinemagzhttp://www.blogger.com/profile/13822664500582871080noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-106532360133675643.post-24521461880749296552011-04-15T00:03:00.000-07:002011-04-15T00:04:25.445-07:00SATE TUMBUK<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhml8BYLysmgKyUO8sQ5r7idntU5zZXT2s5xPiOcHNskqJ8FY8RibFZlN8IKyRP1eyIMXx4nRyOzb_PiYmrexhYtPWxXlic_J_Cq3nWPM8ORy_rxQhcpH-bdhWNtHyEGCj-VTWDdiLRCC0/s1600/bistik+ngarang+s.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="308" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhml8BYLysmgKyUO8sQ5r7idntU5zZXT2s5xPiOcHNskqJ8FY8RibFZlN8IKyRP1eyIMXx4nRyOzb_PiYmrexhYtPWxXlic_J_Cq3nWPM8ORy_rxQhcpH-bdhWNtHyEGCj-VTWDdiLRCC0/s400/bistik+ngarang+s.jpg" width="400" /></a></div>bahan2:<br />
daging sapi 500 gr potong kotak kemudian ditumbuk2 jangan sampai hancur kemudian di marinade dengan bumbu2<br />
<br />
bumbu marinade:<br />
bawang putih 6 butir<br />
bawang merah 7 butir<br />
lengkuas giling/parut 2 sdm<br />
kunyit 1 ruas<br />
jahe 1 ruas<br />
kemiri 5 butir<br />
bahan2 diatas digiling halus<br />
kemudian bahan marinade di campur kecap manis 4-5 sdm/sesuai selera,gula merah serut 2 sdm,gula pasir 2 sdm,garam secukupnya,saus tiram 3 sdm,merica bubuk 1 sdt,ketumbar bubuk 3 sdt,minyak goreng tuk blending bumbu<br />
<br />
kemudian rendam daging tumbuk/gepuk dalam bumbu rendaman,biarkan hingga meresap<br />
<br />
setelah meresap,siapkan 3 butir bawang putih,3 butir bawang merah,iris tipis,dan tumis dengan sedikit minyak,kemudian masukkan daging beserta bumbu,aduk2,beri sedikit air,masak hingga matang dan air surut.sajikan bersama jagung manis pipil,buncis dan wortel rebus. wis dadi,silakan di MAEMirutaonlinemagzhttp://www.blogger.com/profile/13822664500582871080noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-106532360133675643.post-59820134550931039182011-04-14T21:31:00.000-07:002011-04-14T21:31:21.285-07:00Macam-macam Alat Kontrasepsi<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal"><strong>Metode Kontrasepsi Alami</strong><br />
<br />
Metode alami hanya bisa diterapkan pada wanita dengan siklus haid teratur. Caranya dengan menghindari sanggama pada saat subur. Alat bantu metode ini adalah pengukuran suhu basal dan uji kekentalan lendir leher rahim. <br />
<br />
Kelebihan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Tidak ada efek samping </li>
<li class="MsoNormal">Ekonomis </li>
</ul><div class="MsoNormal">Kekurangan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Angka kegagalan tinggi yaitu 10 - 30 dari 100 wanita. </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
<br />
<strong>Metode Kontrasepsi Dengan Alat</strong><br />
<br />
Bisa dibagi menjadi: <br />
<br />
<strong>1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) </strong><br />
Alat kontrasepsi dalam rahim mempunyai beberapa tipe, antara lain Copper T380A, Nova T, dan beberapa AKDR yang diberi hormon (mirena, Levo Nova).<br />
<br />
Kelebihan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Angka perlindungannya cukup tinggi, yaitu dengan kegagalan 0,3-1 per 100 wanita tiap tahun. </li>
</ul><div class="MsoNormal">Kekurangan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Mengundang risiko infeksi radang panggul, perdarahan, dan kehamilan di luar kandungan. </li>
<li class="MsoNormal">Komplikasi perforasi (lubang) uterus. </li>
<li class="MsoNormal">Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan hepatitis B maupun HIV/AIDS. </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
<strong>2. Kontrasepsi Dengan Metode Perintang </strong><br />
Yang paling umum digunakan adalah kondom, diafragma, dan spermisida. <br />
<br />
<strong>a. Kondom </strong><br />
Kantong kecil yang terbuat dari karet ini bekerja dengan membungkus penis, sehingga sperma yang keluar tetap berada dalam kantong tersebut. <br />
<br />
Kelebihan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Aman dipakai </li>
<li class="MsoNormal">Mudah didapat </li>
<li class="MsoNormal">Cukup efektif bila digunakan dengan benar. </li>
<li class="MsoNormal">Dapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual dan hepatitis B HIV/AIDS. </li>
</ul><div class="MsoNormal">Kekurangan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Ada risiko robek. Oleh sebab itu, gunakan satu kondom hanya untuk satu kali pakai. Kondom yang baik terasa licin dan basah. Jangan gunakan kondom yang bagian dalamnya kering, yang terasa lengket di tangan, atau yang merekat pada bungkus plastiknya. </li>
<li class="MsoNormal">Angka kegagalan tinggi, yaitu 3 - 15 per 100 wanita per tahun. </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
<strong>b. Diafragma </strong><br />
Berbentuk seperti mangkok ceper, terbuat dari karet. Cara penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina. Alat ini berkerja dengan cara menutupi mulut rahim, sehingga sperma, meski masih masuk ke vagina, tak bisa meneruskan perjalanan ke rahim. <br />
<br />
Kelebihan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Dapat dipakai berkali-kali. </li>
<li class="MsoNormal">Melindungi dari kehamilan dan penyakit menular seksual hepatitis B HIV/AIDS. </li>
</ul><div class="MsoNormal">Kekurangan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Angka kegagalan tinggi, yaitu 5 - 20 per 100 wanita per tahun. </li>
<li class="MsoNormal">Sulit dipasang. </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
<strong>c. Spermisida </strong><br />
Alat KB ini memiliki bentuk beragam. Ada foam aerosol (busa), tablet, krim, jeli, dan spons. Dipakai dengan cara dioleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Spermisida mematikan sel-sel sperma sebelum sempat memasuki rahim. <br />
<br />
Kelebihan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Melindungi pemakainya dari penyakit menular seksual gonorrhea, klamida, hepatitis B, HIV/AIDS</li>
<li class="MsoNormal">Tidak didapatkan efek samping sistemik/pada tubuh. </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
Kekurangan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Angka kegagalan 10-25 dari 100 wanita per tahun. </li>
<li class="MsoNormal">Tidak memberi perlindungan terhadap hepatitis B, penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS, klamidia, gonorrhea. </li>
<li class="MsoNormal">Bisa menimbulkan gatal-gatal atau lecet pada vagina. </li>
<li class="MsoNormal">Tidak terlalu ampuh bila hanya digunakan tanpa bantuan alat lain seperti kondom atau diafragma. </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
<strong>3. Metode KB Hormonal </strong><br />
Kebanyakan kontrasepsi hormonal mengandung estrogen dan progesteron atau hanya progesteron saja. <br />
<br />
<strong>a. Pil KB Terpadu </strong><br />
Umumnya mengandung hormon gestagen dan estrogen sintetik. Pil yang dianjurkan adalah pil dosis rendah yang mengandung estrogen kurang dari atau sebesar 35 mikrogram dan 1 miligram progesteron. <br />
<br />
Kelebihan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Mudah didapat </li>
</ul><div class="MsoNormal">Kekurangan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Harus diminum setiap hari.</li>
<li class="MsoNormal">Tidak semua wanita disarankan menggunakan pil, yaitu: </li>
</ul><ul type="disc"><li class="MsoNormal">ibu menyusui, </li>
<li class="MsoNormal">perokok, </li>
<li class="MsoNormal">berusia 40 tahun ke atas, </li>
<li class="MsoNormal">memiliki problema kesehatan apa pun seperti kejang, TBC, kanker, hipertensi, diabetes, hepatitis, jantung pernah stroke, dan lainnya.</li>
</ul><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Menimbulkan efek samping: </li>
</ul><ul type="disc"><li class="MsoNormal">terjadi pendarahan tidak teratur di luar masa haid. </li>
<li class="MsoNormal">mual-mual </li>
<li class="MsoNormal">sakit kepala </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
<strong>b. Pil KB Mini </strong><br />
Beda dengan pil KB terpadu, pil ini hanya mengandung gestagen saja. <br />
<br />
Kelebihan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Dapat digunakan untuk ibu menyusui </li>
<li class="MsoNormal">Mudah didapat </li>
</ul><div class="MsoNormal">Kekurangan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Memiliki efek samping yaitu: </li>
<li class="MsoNormal">Pendarahan tidak teratur </li>
<li class="MsoNormal">Haid tidak datang </li>
<li class="MsoNormal">Terkadang muncul sakit kepala </li>
</ul><br />
<strong>c. Suntikan </strong><br />
Suntikan KB melindungi dari kehamilan sampai tiba waktunya disuntik kembali. Efektivitasnya hampir sama dengan pil kombinasi dan melebihi pil mini maupun AKDR. Kegagalan pada umumnya terjadi karena ketidakpatuhan terhadap jadwal suntik atau teknik penyuntikan yang salah. Cara kerja suntikan KB salah satunya yaitu menyebabkan pengentalan mukus serviks, sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. <br />
<br />
Yang perlu diketahui, jika kontrasepsi suntikan dihentikan harus menunggu 1 tahun atau lebih untuk bisa hamil kembali. <br />
Pemakai akan menerima suntikan hormon setiap 1-3 bulan sekali, yaitu: <br />
<strong>Suntikan progestin;</strong> <br />
Suntikan yang hanya mengandung hormon gestagen saja. Contohnya, depo provera dan depo noristerat.<br />
Kelebihan: <br />
<ul type="disc"><li class="MsoNormal">Bisa digunakan untuk ibu menyusui atau wanita yang tidak boleh memakai tambahan estrogen. </li>
</ul><div class="MsoNormal">Kekurangan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Memiliki efek samping: </li>
<li class="MsoNormal">Pendarahan tidak teratur </li>
<li class="MsoNormal">Haid tidak datang </li>
<li class="MsoNormal">Berat badan bertambah </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
<strong>Suntikan terpadu </strong><br />
Suntikan yang mengandung hormon gestagen dan estrogen, misalnya, depo estrogen-progesteron atau cyklofem. <br />
<br />
Kelebihan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Tidak mempengaruhi siklus haid </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
Kekurangan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Tidak bisa dipakai ibu menyusui </li>
<li class="MsoNormal">Sulit diperoleh </li>
<li class="MsoNormal">Relatif mahal </li>
<li class="MsoNormal">Tidak dianjurkan bagi wanita yang tidak disarankan minum pil KB terpadu dan suntikan progestin. </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
<strong>d. Susuk </strong><br />
Dipakai dengan memasukkannya ke bawah permukan kulit sebelah dalam lengan. Ada 2 jenis: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">- Norplant merupakan salah satu metode kontrasepsi berjangka waktu 5 tahun. Efektivitas kontrasepsi yang terdiri dari 6 batang susuk ini sangat tinggi. Angka kehamilan rata-rata pertahun hanya kurang dari 1 %. </li>
<li class="MsoNormal">- Implanon: kontrasepsi yang terdiri atas satu batang susuk ini dapat dipergunakan sedikitnya selama 3 tahun. </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
Kelebihan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">* Sesudah dipasang alat ini akan mencegah kehamilan selama 5 tahun. </li>
<li class="MsoNormal">* Bisa digunakan oleh wanita yang mengalami masalah dengan hormon estrogen. </li>
<li class="MsoNormal">* Bisa digunakan oleh wanita yang menjalani pengobatan untuk kekejangan. </li>
<li class="MsoNormal">* Walau dirancang 5 tahun, bisa dicopot sewaktu-waktu. </li>
</ul><div class="MsoNormal">Kekurangan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">* Susuk lebih gampang dipasang daripada dicopot. Jadi sebelum memakai metode ini, pastikan pekerja kesehatan di klinik atau pos pelayanan KB sudah terlatih dan terampil serta bersedia mencopot susuk seandainya tidak lagi dikehendaki. </li>
<li class="MsoNormal">* Susuk sebaiknya dihindari jika yang bersangkutan: </li>
<li class="MsoNormal">- Pengidap kanker atau benjolan keras di payudara</li>
<li class="MsoNormal">- Haidnya sudah terlambat datang </li>
<li class="MsoNormal">- Mengalami perdarahan abnormal dari vagina </li>
<li class="MsoNormal">- Penderita sakit jantung </li>
<li class="MsoNormal">- Ingin hamil dalam beberapa tahun mendatang </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
<br />
<strong>Metode Kontrasepsi Laktasi</strong><br />
<br />
Metode ini hanya bisa diterapkan pada ibu menyusui yang benar-benar menyusui secara eksklusif/terus-menerus. <br />
<br />
Kelebihan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Ekonomis. </li>
<li class="MsoNormal">Mengurangi perdarahan pasca melahirkan.</li>
<li class="MsoNormal">Memberikan nutrisi yang baik pada bayi. </li>
</ul><div class="MsoNormal">Kekurangan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Hanya melindungi pada 6 bulan pertama. </li>
<li class="MsoNormal">Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun. </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
<br />
<strong>Metode Kontrasepsi Darurat (Pasca Senggama)</strong><br />
<br />
Sebenarnya kontrasepsi ini bukan merupakan alternatif untuk pencegahan kehamilan. Namun, dalam keadaan darurat metode kontrasepsi ini dapat digunakan, yaitu setelah berhubungan seks dan sebelum implantasi (menempelnya embrio pada dinding rahim). <br />
<br />
Yang perlu dicermati, kontrasepsi darurat hanya dibolehkan bagi wanita yang tidak menggunakan jenis kontrasepsi apa pun dan yang melakukan sanggama pada pertengahan siklus haidnya. <br />
<br />
Ada beberapa jenis kontrasepsi darurat: <br />
<strong>Estrogen: </strong><br />
Sudah mulai ditinggalkan karena dosis yang digunakan cukup tinggi, sehingga menimbulkan banyak efek samping. <br />
<br />
<strong>Estrogen-progesteron: </strong><br />
Diberikan dalam 24 jam atau paling lambat 48 jam pascasanggama. Dosisnya harus tinggi. <br />
<br />
<strong>Gestagen: </strong><br />
Diberikan paling lambat 3 jam setelah sanggama. <br />
<br />
<strong>Danazol: </strong><br />
Dosis yang diperlukan 800-1200 mg/hari. Banyak menimbulkan efek samping. <br />
<br />
<strong>Antiprogestin: </strong><br />
Dikenal sebagai abortivum. Dosisnya cukup 600 mg/hari.<br />
<br />
Beberapa hal yang perlu diperhatikan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Efektivitasnya lebih tinggi bila digunakan segera setelah sanggama. </li>
<li class="MsoNormal">Untuk menghindari gangguan siklus haid, gunakan hanya 1 kali pada 1 siklus haid. </li>
<li class="MsoNormal">Bila tidak terjadi haid pada siklus berikutnya, ibu harus melakukan tes kehamilan. </li>
<li class="MsoNormal">Setelah menggunakan kontrasepsi darurat sebaiknya tidak melakukan sanggama lagi sampai datang siklus haid berikut. </li>
<li class="MsoNormal">Bila embrio telah tertanam dalam rahim maka pil atau tablet tidak dapat mencegah kehamilan. Kalau digunakan malah dapat menimbulkan efek kecacatan. Oleh karena itu steroid seks tidak boleh diberikan setelah 72 jam pascasanggama. Bila waktu telah dilampaui dan implantasi tetap hendak dicegah, maka akan dipasang AKDR dari tembaga. </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
Kekurangan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Sakit kepala, mual, dan muntah. Yang bersangkutan perlu diberi obat antimuntah. Kalau terjadi kehamilan maka perlu dipertimbangkan pengakhiran kehamilan untuk mencegah efek kecacatan/kelainan pada janin. </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
<br />
<strong>Metode Kontrasepsi Mantap</strong><br />
<br />
Dikenal juga dengan sterilisasi, yaitu operasi pada saluran indung telur (perempuan) atau saluran sperma (laki-laki) agar steril atau tak ada sel telur untuk dibuahi maupun sel sperma untuk membuahi. Sterilisasi pada wanita disebut dengan tubektomi sedangkan para pria dikenal dengan vasektomi.<br />
<br />
<strong>Tubektomi </strong><br />
<br />
Kelebihan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,1/100 wanita per tahun.</li>
</ul><div class="MsoNormal">Kekurangan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Bersifat permanen </li>
<li class="MsoNormal">Tidak terlindung dari penyakit menular seksual </li>
</ul><div class="MsoNormal"><br />
<strong>Vasektomi </strong><br />
<br />
Kelebihan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,3/100 wanita per tahun. </li>
</ul><div class="MsoNormal">Kekurangan: </div><ul type="disc"><li class="MsoNormal">Bersifat permanen. </li>
<li class="MsoNormal">Tidak terlindung dari penyakit menular seksual. </li>
</ul><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"><br />
<br />
<strong>Perlu Disesuaikan Dengan Usia</strong><br />
<br />
Pemilihan alat kontrasepsi perlu disesuaikan dengan usia. Bagi perempuan 20-35 tahun disarankan menggunakan kontrasepsi pil atau kondom. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim seperti IUD atau Spiral adalah pilihan kedua untuk menghindari terjadinya risiko infeksi pada rahim.<br />
<br />
Dengan alasan yang sama pula, AKDR sebaiknya tidak digunakan bagi perempuan yang belum pernah memiliki anak. IUD/Spiral bisa dipakai perempuan yang telah mempunyai anak atau telah berusia di atas 30 tahun. Sedangkan bagi perempuan di atas 40 tahun jangan menggunakan kontrasepsi pil. Pil KB biasanya menggunakan hormon estrogen dan atau gestagen sintetik. Untuk mengonsumsi pil ini dibutuhkan fungsi hati yang cukup bagus, sementara fungsi hati pada wanita di atas 40 tahun biasanya sudah berkurang. Lebih baik, gunakan AKDR atau Kontap (kontrasepsi mantap), seperti tubektomi atau vase</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlMvu0bhkpaE7jtw8c7cDTUUtAG7VuMpvtAle2grh7cDkj-WJmJFLnOqG0Zo6jaW8BBRmLgeZaYQap5KmzvKTECV_JikYVQS9uVtWAxMwjb9kzAwq1guvz52-9Rm30N-hqnqdP3vgh1_8/s1600/macam-macam-kontrasepsi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="269" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlMvu0bhkpaE7jtw8c7cDTUUtAG7VuMpvtAle2grh7cDkj-WJmJFLnOqG0Zo6jaW8BBRmLgeZaYQap5KmzvKTECV_JikYVQS9uVtWAxMwjb9kzAwq1guvz52-9Rm30N-hqnqdP3vgh1_8/s320/macam-macam-kontrasepsi.jpg" width="320" /></a></div><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">sumber:http://www.smallcrab.com/seksualitas/472-aneka-ragam-alat-kontrasepsi </span>irutaonlinemagzhttp://www.blogger.com/profile/13822664500582871080noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-106532360133675643.post-1309263959946370892011-04-14T07:24:00.000-07:002011-04-14T22:53:08.205-07:00Membuat Blog/Blogging Blogspot<div class="MsoNormal">1. kita harus ada e-mail.dicontoh ini saya menggunakan gmail.</div><div class="MsoNormal">2. Buka situs <a href="http://www.blogspot.com/">www.blogspot.com</a></div><div class="MsoNormal">3. Kemudian masukkan e-mail dan passwordnya</div><div class="MsoNormal">4. Setelah itu buatlah step by step pembuatannya.insyaallah sangat mudah.</div><div class="MsoNormal">Daftar. Seperti mengisi nama tampilan yang diinginkan, dan jenis kelamin.jangan lupa cek V pada kotak saya menerima pernyataan dan layanan.</div><div class="MsoNormal">Kemudian, dasboard.memulai membuat blog, namai judul blog,dan alamat blog.kemudian klik selanjutnya,pilih template yang tersedia.klik lanjutkan,dan blog anda sudah jadi. Siap anda beri tulisan dan postingan.hehehe…gampangkan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Untuk urusan mengotak-atik, bisa masuk ke Rancangan.mo diaploadkan header dari stock foto kita, masuklah ke bagian header.mau di tambah gadget2,tinggal klik bagian tambah gadget,dan seterusnya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Bila ingin mengubah background, bisa masuk ke bagian sub folder perancangan template.disitu kita bisa memilih bahkah mengupload background foto dan gambar kesukaan kita.tentu dengan ukuran pixel dan file sesuai ketentuan. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ingin menambah gadget lain dari yang tersedia dib log, tinggal search do google.ikuti klik yang sesuai keinginan,kemudian ikuti lagi step by stepnya. salah duanya di:http://www.al-habib.info/(untuk islamic widget), dan http://www.clocklink.com/index.php.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Terakhir kata dari saya, saya pengen nyanyi lagu jadul banged, yang bersesuaian dengan langkah2 membuat blog. New kids on the Blog.”step by step…uhh..baby…”hehehehe….garinggggg…..thank u</div><br />
seperti terposting pada:http://cerita-naura.blogspot.com/2011/04/membuat-blogblogging-blogspot.htmlirutaonlinemagzhttp://www.blogger.com/profile/13822664500582871080noreply@blogger.com4